Kamis, 09 Juni 2016

Resume Kelompok 8



Agama Lokal Orang Toraja

A.    Asal Usul Dan Perkembangan Kepercayaan Aluk To Dolo
Orang Toraja, ialah penduduk sulawesi tengah, untuk sebagian juga mendiami propinsi sulawesi selatan, ialah wilayah dari kabupaten-kabupaten tanah-Toaraja dan mamasa. Mereka itu biasanya juga disebutorang toraja sa’ dan berjulah kira-kira ½ juta orang.
Kepercayaan  aluk to dolo merupakan hassil akulturasi antara masyarakat asli Sulawesi yaitu aluk-aluk dengan Tiongkok. Kepercayaan aluk to dolo adalah kepercaayaan Toraja yang terletak kurang lebih 300 km, disebelah utara ujung pandang, Sulawesi Selatan. Secara harfiah, aluk artinya kepercayaan to artinya orang dolo artinya dulu jadi aluk todolo artinya kepercayaan orang dulu atau kepercayaan peninggalan nenek moyang.
Menurut beberapa keterangan, penyebaran pertama bernama Pahane, kelahiran Puan. Ia kawin di Kesu dengan seorang wanita yang bernama Ambun. Namun tidak diketahui secara pasti kapan ajaran ini mulai dikembangkan. Daerah Kesu dianggap sebagai daerah pertama pengembangan ajaran Aluk odolo dan diberi nama Panta-‘anakan lolona sukaran aluk, yang meiliki arti Dewan Muda Syariat Agama.
Sampai saat negara indonesia memproklamirkan kemerdekaannya, belum terdapat suatu organisasi yang mengkoordinir secara resmi kegiatan-kegiatan penganut Aluk Todolo. Tetapi setelah tahun 1955 terbentuklah suatu organisasi atau perkumpulan pada penganut Aluk Todolo yang bernama pamadangan ada. Organisasi ini bertujuan :
1.      Agar Alukta diakuai sebagai agama resmi di indonesia yang berdasarkan pancasila.
2.      Agar para penganut alukta diberi kesempatan untuk duduk dipemerintahan
Aluk Todolo adalah kepercayaan animisme tua, dalam perkembangannya Aluk Todolo banyak dipengaruhi oleh ajaran-ajaran hidup Konfusius dan agama Hindu.

B.     Pokok-Pokok Ajaran Aluk To Dolo
1.      Konsep ketuhanaan
Tidak berbeda dengan konsep anemisme lainya, aluk to dolo mempercayai adanya kekuatan gaib pada alam, iya berada dimana-mana, seperti dipinggir langit, ditepi laut, disungai, dalam lapisan tanah, lapisan batu, didalam matahari, di hutan, di laut, di poju, di tempat para arwah yang sudah meninggal.
Setelah berpisahnya bumi dan langit, maka timbulah gelap dan terang, dari padanya pula lahirlah Tuhan-Tuhan yang bernama: Poang Tulak Padang, Poang Enggai Rante, dan Gaun Tikembang.
2.      Sitem Kepercayaan
Sistem kepercayaan tradisional suku Toraja adalah kepercayaan animisme politeistik yang disebut aluk, atau "jalan" (kadang diterjemahkan sebagai "hukum"). Dalam mitos Toraja, leluhur orang Toraja datang dari surga dengan menggunakan tangga yang kemudian digunakan oleh suku Toraja sebagai cara berhubungan dengan Puang Matua, dewa pencipta.
Alam semesta, menurut aluk, dibagi menjadi dunia atas (Surga) dunia manusia (bumi), dan dunia bawah. Pada awalnya, surga dan bumi menikah dan menghasilkan kegelapan, pemisah, dan kemudian muncul cahaya. Hewan tinggal di dunia bawah yang dilambangkan dengan tempat berbentuk persegi panjang yang dibatasi oleh empat pilar, bumi adalah tempat bagi umat manusia, dan surga terletak di atas, ditutupi dengan atap berbetuk pelana. Dewa-dewa Toraja lainnya adalah Pong Banggai di Rante (dewa bumi), Indo' Ongon-Ongon (dewi gempa bumi), Pong Lalondong (dewa kematian), Indo' Belo Tumbang (dewi pengobatan), dan lainnya.[1] Aluk Todolo merupakan suatu kepercayaan yang bersifat politeisme yang dinamistik.[2]

C.    Upacara Keagamaan Masyarakat Toraja
1.      Upacara Keagamaan
a)      Peribadatan
Sesuai dengan sistem kepercayaan dan konsep ketuhanan yang dianut oleh para penganut Alukta, maka praktek penyembahan kepada sang dewa disesuaikan dengan tindakan dan permohonan penyembahannya.
Penyembahan kepada para dewa dilakukan pula karena terkena musibah, seperti sakit dan rusaknya tanam-tanaman atau karena memulai sesuatu pekerjaan, seperti mulai bertanama padi, menebang pohon, mulai mendirikan rumah dan sebagainya.
2.      Adat Masyarakat Toraja
a)      Upacara Kelahiran
Upacara dalam menyambut kelahiran anak tidak ada yang khusus, hanya saja persyaratan minimalnya adalah bantuan sang dukun dalam melahirkan, yang kemudian dihadiahi 20 ikat padi dan uang sekedarnya.
b)     Upacara Perkawinan
Jika laki-laki akan meminang wanita, maka dikirim utusan dari pihak laki-laki dengan seperangkat alat-alat perkawinan. Apabila pinangan diterima, maka cara pertunangannnya dilakukan dengan cara:
1)      Pihak laki-laki berkunjung selama 3 malam ke rumah perempuan dengan diantar dengan keluarganya.
2)      Kunjungan kedua diterima oleh 12 orang.
3)      Kunjungan ketiga diterima oleh 20 orang, dan pada malam keempat laki-laki boleh tinggal di rumah perempuan.
4)      Biaya upacara ditanggung oleh kedua belah pihak
c)      Upacara kegembiraan disebut Rambu Tuka'.
      Upacara ini juga meliputi 7 (tujuh) tahapan, yaitu: Tananan bua’, tokonan tedong, batemanurun, surasan tallang, remesan para, tangkean suru, dan kapuran pangugan.
d)     Upacara Kematian
Upacara kematian dalam Aluk Todolo disebut Rambu Solo'. Upacara atau perawatan orang yang meninggal dilakukan menurut tingkat sosial dan ekonomi orang yang meninggal. Upacara ini meliputi 7 (tujuh) tahapan,yaitu: Rapasan, barata kendek, todi balang, todi rondon, todi sangoloi, di silli', dan todi tanaan.
Makin meriah upacara kematian seseorang maka makin ringan pula kehidupan mereka kelak diakhirat. Dalam masyarakat Toraja, upacara pemakaman merupakan ritual yang paling penting dan berbiaya mahal. Semakin kaya dan berkuasa seseorang, maka biaya upacara pemakamannya akan semakin mahal. Dalam agama aluk, hanya keluarga bangsawan yang berhak menggelar pesta pemakaman yang besar.
e)      Seni Bangunan Suku Toraja
Tongkonan adalah rumah tradisional Toraja yang berdiri di atas kayu dan dihiasi dengan ukiran berwarna merah, hitam, dan kuning. Kata "tongkonan" berasal dari bahasa Toraja tongkon ("duduk").
Tongkonan merupakan pusat kehidupan sosial suku Toraja. Ritual yang berhubungan dengan tongkonan sangatlah penting dalam kehidupan spiritual suku Toraja oleh karena itu semua anggota keluarga diharuskan ikut serta karena Tongkonan melambangan hubungan mereka dengan leluhur mereka. Menurut cerita rakyat Toraja, tongkonan pertama dibangun di surga dengan empat tiang. Ketika leluhur suku Toraja turun ke bumi, dia meniru rumah tersebut dan menggelar upacara yang besar.
f)       Keanekaragaman Bahasa Suku Toraja
Bahasa Toraja adalah bahasa yang dominan di Tana Toraja, dengan Sa'dan Toraja sebagai dialek bahasa yang utama. Bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional adalah bahasa resmi dan digunakan oleh masyarakat, akan tetapi bahasa Toraja pun diajarkan di semua sekolah dasar di Tana Toraja.
Ragam bahasa di Toraja antara lain Kalumpang, Mamasa, Tae' , Talondo' , Toala' , dan Toraja-Sa'dan, dan termasuk dalam rumpun bahasa Melayu-Polinesia dari bahasa Austronesia. Pada mulanya, sifat geografis Tana Toraja yang terisolasi membentuk banyak dialek dalam bahasa Toraja itu sendiri. Setelah adanya pemerintahan resmi di Tana Toraja, beberapa dialek Toraja menjadi terpengaruh oleh bahasa lain melalui proses transmigrasi, yang diperkenalkan sejak masa penjajahan.

D.    Interaksi Kepercayaan Orang Tanah Toraja dengan Agama-Agama Lain
1.      Interaksi dengan Hindu-Budha
Sebelum datangnya Hindu-Budha ke nusantara khususnya ke daerah Toraja kepercayaan daerah ini masih menganut animism, lalu setelah Hindu-Budha masuk kepercayaan mereka yaitu percaya kepada dewa-dewa. Karena konsep dewa-dewa merupakan ajaran Hindu-Budha.
2.      Interaksi dengan Kristen
Budaya lokal Toraja merupakan cerminan dari agama asli Toraja itu sendiri yaitu Aluk Todolo. Aluk Todolo sebagai agama asli adalah kerohanian yang timbul dan tumbuh secara spontan bersama suku bangsa Toraja itu sendiri, dan Kristen Protestan muncul sebagai agama universal yang mempengaruhi agama asli Toraja dan pada akhirnya mendominasi kerohanian pada masyarakat Toraja. Pada dominasi Kristen Protestan sebagai agama universal, masih terlihat eksistensi Aluk Todolo yang tercermin dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat Toraja. Hal tersebut menunjukkan adanya indikasi awal sinkretisme antara Aluk Todolo dengan agama Kristen Protestan.[3]

Referensi
Diakses pada tanggal 29 April 2016 dari https://id.wikipedia.org/wiki/Suku_Toraja
Diakses pada tanggal 29 April 2016 dari https://petersonofjohn.wordpress.com/tag/aluk-todolo/


[1] Diakses pada tanggal 29 April 2016 dari https://id.wikipedia.org/wiki/Suku_Toraja
[2] Diakses pada tanggal 29 April 2016 dari https://petersonofjohn.wordpress.com/tag/aluk-todolo/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar